Tuesday, November 15, 2005

John Bonham: the Moby Dick

A THUNDER OF DRUMSLed Zeppelin, one of the most popular and influential bands of all time, has always caught my music attentions with all of it's presence since I was a kid. The great silhouette of Jimmy Page, the guitarist & the producer, stands superiorly in front of the rest of the band members. With his experiences as a sessional guitar player in many bands, he had finally built his own music ambition through Led Zeppelin. No one will ever argue that he was the reason of its existence. On the other hand, Robert Plant (vocal), John Paul Jones (bass & keyboard) and the phenomenal John 'Bonzo' Bonham (drums), shared the same passion to build Jimmy's dream of the band. Yet, their great performances, somehow, never really grabbed my passion of the band as big as Page. And I was wrong.

The book I bought when I went vacation back to my hometown last week, had changed radically the way I see my all time favorite band, Led Zeppelin (as I felt ashamed to call my self as big fan of Zeppelin). "John Bonham: A Thunder Of Drums -The Powerhouse Behind Led Zeppelin and The Godfather of Heavy Rock Drumming" (Bahasa version: Kekuatan Mahadahsyat di Balik sebuah Supergrup).

I play guitar not drums, but the book had finally lighted me up to show the much bigger power behind the shadow of the guitar virtuoso. The drums technique, energy and passion he played in almost all Zeppelin songs (in some songs he was completely off) suddenly slapped my ears so strong, woke me up, seemed I'd been sleeping while listening them all this time. It was Bonham drums playing apparently that really made the sound of Zeppelin so damn heavy & dynamic as well. And yeah, actually I read about that opinion all the time in magazines, internet and all, but through the book I finally comprehend Bonham history, passion and life, even I could finally totally apprehend why the rest of the band did not continue to raise Zeppelin's flag since his death. Bonzo was unreplaceable by any drummers, even the most inherited drums playing character, his own son Jason.

He had a quite unique drumming style he took from other drummers techniques and blended with his own sensational character. He became the second most influenced drummers after his favorite drummer, Buddy Rich. Bonham did not invent anything, he just put his groovy feel, amazing chops, versatile skills, hard hitting power, and passion for the instruments to construct and fill elegantly Led Zeppelin songs.

To be continued... :P

Tuesday, August 23, 2005

ngglethek ae...

Manusia adalah makhluk yang sangat pelit dengan tertawa.

Padahal hanya dengan tertawa, ia akan menjadi makin bijaksana.

Hanya dengan tertawa, ia akan kuat dan bisa menerima hidupnya sehari-hari yang rutin dan biasa, dengan segala beban dan kesulitannya.

Tertawa adalah intisari ilmu ngglethek.

Hanya dengan tertawa, kita bisa menyelami, sesungguhnya hidup ini hanyalah ngglethek belaka.

Ngglethek, maksudnya, adalah apa yang kita bayangkan ternyata lain dengan kenyataan yang terjadi, dan apa yang kita usahakan mati-matian, ternyata tak berarti apa-apa buat hidup kita.

(Sindhunata, "Ilmu Ngglethek Prabu Minohek")
----------

Lo... Lo... Kartolo... kangen rek ambek guyonanmu.

Monday, August 22, 2005

angkringan 'sega kucing' Yogya

Rasanya masih terasa asyik, bagaimana membayangkan sega kucing yang nasinya cuman sedikit, dibungkus daun & kertas koran dengan lauknya yang sangat sederhana. Hhmmm... secara porsi emang sedikit banget, makanya kalau makan mesti 3 sampai 4 bungkus. Gak ada yang istimewa sebenarnya kecuali nuansa cangkruk'an ala Yogya. Sega kucing terasa berat dengan makna & kenangan bersama teman-teman dan pedagang 'angkringan' di Yogya. Kangen aku karo Giwok lan Yogya-ne!

----------
Politik Angkringan dari Yogya

SAGAN di pagi hari adalah aroma harum bumbu-bumbu masakan khas Jawa. Kampung di sisi timur Galeria Mall-salah satu pangkalan pedagang nasi angkringan di Yogyakarta-itu, sejak pukul 05.00 sudah mulai sibuk luar biasa.

DI SEBUAH rumah, Tukiyah mulai menanak nasi, sedangkan familinya, Suprihatin Mursih, menggoreng pisang, tahu tempe bacem, gorengan wader, bihun pedas, kering tempe, serta penganan lainnya. Siti Wahyuni menyiapkan daun dan kertas koran untuk membungkus nasi sambal teri, oseng-oseng buncis di sebuah dapur yang sempit.

Sukarman (42), sang juragan dan istrinya, Murtini (47), tak kalah sibuk. Keduanya sibuk menimbang gula pasir dan gula merah, menyiapkan teh, kopi, susu, dan bongkahan jahe yang akan dibagikan kepada 30 "anak buah" mereka.

Di lantai dua, kira-kira delapan pedagang angkringan masih telentang atau tengkurap mendengkur kecapaian, setelah semalaman begadang. Para penjaja angkringan, biasa juga disebut penjaja "nasi kucing" itu masih terlelap. Mereka tidur di dua kamar yang masing-masing berukuran 3 x 3 meter, yang disediakan Sukarman. Disebut penjaja angkringan karena cara mereka menjajakan, menggunakan gerobak khas yang bernama angkring. Sementara sebutan nasi kucing atau sego kucing karena guyonan pahit: porsi nasinya kira-kira hanya tiga kali suapan, dengan pasangan lauk berupa sambal ikan teri seperti makanan untuk kucing.

Di kamar loteng itu, hanya ada tumpukan kardus tempat menyimpan pakaian, dan tikar untuk alas tidur. "Mereka tidur bergiliran. Kan, ada yang mulai dagang malam, ada yang pagi. Jadi, kamar itu cukup untuk istirahat semuanya," kata Sukarman.

Kesibukan itu juga ditemui di sejumlah markas angkringan lainnya di Yogya, seperti di Kampung Blimbingsari, Demangan, Sosromenduran, Banguntapan, Demakan Baru, dan Kampung Patangpuluhan.

MEREKA adalah pengusung tradisi desa ke tengah gemerlap kota. Itulah para pedagang angkringan, warung makan dan jajanan murah yang menurut sejarahnya berasal dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Jumlah mereka di Yogyakarta diperkirakan tak kurang dari 1.500 orang. Dari Klaten, mereka menjadi bagian tak terpisahkan dalam perkembangan Yogyakarta. Bahkan, sejumlah kalangan seniman di Yogya menilai, jika Yogyakarta adalah Indonesia mini yang plural, maka angkringan adalah Yogya mini.

Dalam tuturan para keluarga pengangkring, ingatan sejarah angkringan dimulai dari sosok Mbah Pairo. Lelaki asal Cawas, Klaten, itu di tahun 1950-an mengusung dua pikulan ting-ting hik ke Yogya, dan menggelar dagangannya di emplasemen Stasiun Tugu Yogya. Mbah Pairo, dengan teriakan, "..Iyeeek.!!!," dianggap sebagai generasi pertama penjaja angkringan di Yogya.

Sekitar tahun 1969, dagangan itu diwariskan Mbah Pairo kepada Siswo Raharjo (53), putranya. Setahun kemudian, Siswo Raharjo, yang biasa dipanggil Lik Man (diambil dari nama kecilnya: Siman) memindahkan dagangannya ke depan stasiun, dan lima tahun kemudian pindah lagi di Jalan Bumijo, persis di sebelah utara Stasiun Tugu.

Di tangan Lik Man inilah, angkringan mencapai kesuburannya, dan menjadi bagian dari legenda, kota tua Yogya. Seniman-seniman Yogya, seperti Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, Emha Ainun Nadjib, Bondan Nusantara, dan Marwoto, pernah menghabiskan malam di angkringan Lik Man.

Kini tidak sulit menemukan angkringan di Yogya karena hampir di tiap ujung gang kota, bisa ditemukan angkringan. Jumlah total angkringan di Yogya diperkirakan lebih dari 1.000 buah, dengan 1.200-an pedagang, serta lebih dari 30.000 warga kampung penyuplai makanan di kantong-kantong angkringan itu.

Memang, hidangan yang disajikan tidak sama kompletnya antar-angkringan. Yang jelas, angkringan mudah dikenali karena tetap dengan ciri khasnya, yaitu gerobak kayu, makanan-minuman rumahan yang murah, dan tiga buah ceret. Tak bisa dijelaskan, mengapa harus tiga. Maka, anak muda Yogya mempelesetkannya "Kafe Ceret Telu".

Selain menu-menu standar seperti "sego kucing" dengan lauk sambal ikan teri atau oseng-oseng buncis atau tempe, nasi kuning, kepala ayam bacem, ceker ayam, tempe goreng, sate usus, telur puyuh, ramuan teh jahe, susu jahe, dan kopi jahe, tidak jarang pengelola angkringan menyuguhkan menu lain yang khas. Kopi joss misalnya, bisa kita temukan di warung angkringan Lik Man. Teh Poci bisa kita temukan di warung angkringan Lik Min di sebelah selatan SMK 1 Bantul Jalan Bugisan. Aneka gorengan renyah, bisa ditemukan di angkringan Depan Gereja Banteng, Jalan Kaliurang Km 8.

Bahkan di sejumlah angkringan, kita juga bisa memesan pisang dan roti bakar, mi rebus atau goreng, baik dengan maupun tanpa telur sesuai selera kita, tentunya dengan harga yang variatif. Tapi jangan khawatir, harganya tetap terjangkau. Untuk makan sepuasnya, paling banter kita hanya perlu merogoh kocek Rp 5.000.

Selain murah, suasana santai di angkringan adalah daya tarik utama. Di angkringan orang boleh makan sambil tiduran, sambil mengangkat kaki, teriak, atau mengeluarkan sumpah-serapah. Tetapi tak jarang, angkringan jadi ajang diskusi amat serius.

Angkringan bukan lagi sebagai tempat makan melainkan tempat nongkrong, tempat berbagi, sumber inspirasi, bahkan bisa juga sebagai tempat refreshing. Jika tidak, mana tahan duduk sampai lima jam hanya ditemani segelas teh panas yang sudah dingin dan tempe goreng yang mulai keras. Angkringan adalah ruang bersama, yang merangkai komunitas dari berbagai latar belakang. Jika Yogya adalah Indonesia mini, angkringan adalah Yogya mini!

Kini, angkringan bukan lagi milik mahasiswa atau orang-orang yang berkantong "cekak", namun mulai jadi sebuah life style baru. Rasanya belum ke Yogya kalau belum merasakan bagaimana makan di angkringan, terlebih lagi orang Yogya merasa belum afdol sebelum ikutan "ngangkring". Fenomena ini misalnya, bisa dilihat dari banyaknya mobil dan motor yang berjajar di depan angkringan Lik Man, tiap malam.

ANGKRINGAN, yang terkesan pinggiran, telah menjadi penanda kehidupan malam di Yogyakarta. Di sana bermula ide-ide segar, konsep-konsep lawakan beberapa pelawak terkenal di Yogyakarta, tempat aksi demonstrasi direncanakan, tempat munculnya ide skripsi dan penelitian, tempat meramal nomor buntut, diskusi politik, maupun sekadar ngobrol ngalor-ngidul, atau gojeg kere khas Yogyakarta.

Para pedagang angkringan bukan hanya sebagai penjaja, tetapi juga teman ngobrol bagi pembeli. Minimal, mereka menjadi saksi dan pendengar yang baik. Hubungan pembeli dan penjaja ini, lebih dari hubungan ekonomi, tetapi hubungan pertemanan. Tak heran, jika semua penjaja angkringan dipanggil dengan sebutan akrab Lik (paman) oleh para pelanggannya. Sebut saja nama Lik Man, Lik Dul, Lik Doyo, Lik Min, Lik Har, dan masih banyak lagi lik-lik lain yang akrab dengan kehidupan malam di Yogyakarta.

Para pembeli di angkringan adalah para langganan dari berbagai kalangan, yaitu mahasiswa, tukang becak, wartawan, para penjaja cinta, tukang ojek, seniman, karyawan kantoran, bahkan dosen-dosen dan anggota dewan.

Masing-masing orang memiliki angkringan favorit. Menu, boleh sama, tetapi suasana akan memberi nuansa yang berbeda. Doyo (47), penjual angkringan yang mangkal di selatan Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), mengatakan, "Banyak pelanggan yang sudah meninggalkan Yogyakarta selalu ngangkring di tempat saya jika kebetulan sedang ke Yogya."

Tak heran, ketika Peraturan Daerah (Perda) Nomor 26 Tahun 2002 tentang Penertiban Pedagang Kaki Lima, dan angkringan di sisi barat Jalan Malioboro Yogya akhirnya digusur ke timur jalan, penjaja dan pelanggan angkringan meradang.

Di Fakultas Hukum (FH) UGM, Yogya, misalnya, para mahasiswa mengaku siap menentang jika angkringan milik Lik Tri yang mangkal di Kompleks FH UGM sejak satu setengah tahun lalu digusur pengurus fakultas. "Jika angkringan Lik Tri digusur, kami tidak bisa makan murah lagi dan mengutang lagi, dong. Tidak boleh, kami akan mempertahankan angkringan Lik Tri," kata Imam, mahasiswa semester enam FH UGM.

"Simbiose mutualisme"-hubungan saling menguntungkan-antara penjaja dan pelanggan seperti itu begitu nyata di tahun-tahun awal reformasi sekitar tahun 1998. Badai politik, ekonomi, dan sosial yang mengguncang seluruh sendi bangsa ini menjelang dan pascakejatuhan Presiden Soeharto, begitu nyata.

Ketika keadaan makin memburuk, dan Wisma Kagama UGM membuka warung murah seharga Rp 400 untuk sepiring nasi sayur, dan sepotong tahu atau tempe, itulah saat para mahasiswa dan masyarakat luas benar-benar menderita karena kelaparan. Warung murah itu bertahan lebih dari setahun, dan ribuan mahasiswa, penyapu jalan, tukang becak, sopir angkutan bus, tertolong oleh warung yang didirikan oleh anggota Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) itu.

Di luar UGM, puluhan warung nasi sayur berharga Rp 1.000 atau Rp 2.000, naik gengsi, karena serbuan kalangan pelajar dan mahasiswa. Lalu angkringan, mendadak sontak menemukan maknanya yang kian jelas. Rasa malu atau sungkan yang dulu ada, kini musnah, dan mahasiswa Yogya, umumnya tak canggung duduk jegang (naik ke kursi panjang), makan sego kucing. Dari sisi negatif, barangkali reformasi cuma menghasilkan kebangkrutan, yaitu selera angkringan. Apa boleh buat!

KEHEBATAN angkringan sebagai sebuah gerakan ekonomi rakyat bawah, sumbernya sebenarnya sama dengan manajemen modern layaknya perbankan, yaitu trust, kepercayaan. Dalam wacana para Lik tadi, trust bisa dilihat dari sistem ekonomi gotong royong berbasis kearifan lokal, yaitu tepo-seliro, dan biso rumongso (bisa menghayati perasaan orang lain).

Walaupun para pedagang angkringan biasanya diorganisir oleh seorang juragan, posisi juragan ternyata setara dengan pedagang. Juragan lebih mirip sebagai supervisi seperti dalam bisnis modern. Lik Parman, juragan angkringan di Kampung Blimbingsari, misalnya, jelas memiliki modal cukup besar. Namun, Lik Parman tak memonopoli seluruh kebutuhan dagangan anak buahnya, bahkan gerobak juga dimiliki oleh pedagang angkringan.

Nyatanya, Lik Parman hanya memungut uang sewa tempat tinggal sebesar Rp 500 per orang per hari. Ia menyediakan barang-barang untuk minuman dan rokok. Sedangkan, nasi bungkus, tempe, tahu goreng, jadah, sate usus, sate telur puyuh, kerupuk, cakar, mi, kacang goreng, dan berbagai penganan lain disediakan oleh tetangganya. Sedikitnya, setiap gerobak disuplai oleh 15 pemasok yang tidak memiliki hubungan ekonomi secara langsung dengan Parman.

"Biarlah, tetangga saya yang lain ikut kecipratan dengan rezeki angkringan. Tidak harus semuanya saya yang memonopoli," kata juragan angkringan yang pernah melayani katering karyawan di lima hotel besar di Yogyakarta ini.

Para pedagang kecil pemasok penganan juga menerapkan konsep berbagi. Seorang pembuat nasi bungkus dengan lauk teri, tidak akan membuat jenis makanan dengan lauk tempe yang telah dibuat oleh orang lain. Masing-masing punya batas, dan teritorial. Sistem ekonomi rakyat yang belum terumuskan sebagai teori ekonomi seperti ini, jelas berbeda dengan berbisnis di sebuah mal yang ketat dan keras aturan mainnya.

Wartiningsih (24), tetangga Parman yang menyuplai makanan angkringan, mengatakan, tiap hari dia bisa menyuplai makanan ke pedagang angkringan sebanyak 80 buah nasi bungkus, 50 buah tahu susur, 50 buah pisang goreng, dan 200 tempe goreng. Biaya pembuatan makanan itu Rp 50.000, dan keuntungan yang diperolehnya mencapai Rp 20.000.

Para pedagang angkringan kemudian menjualnya dengan keuntungan Rp 50 sampai Rp 100 per buah. Lik Dul (35), pedagang angkringan asal Cawas, Klaten, mengatakan, jarang ada pedagang yang membuat makanan dagangannya sendiri walaupun mereka sebenarnya bisa melakukannya. "Kalau bikin sendiri, risikonya besar. Kalau kita kulakan pada pedagang, jika tidak laku bisa dikembalikan. Masing-masing punya tugas sendiri. Saya butuh juragan dan penjual penganan, tetapi mereka butuh saya juga. Dengan begini saja, saya sudah untung Rp 20.000. Cukuplah keuntungan itu bagi saya," kata Lik Dul, menerangkan simbiosis tepo seliro, dan tidak rakus itu.

Kepercayaan dan keinginan untuk berbagi menjadi aturan tak tertulis dan konkret dalam bisnis angkringan. Kearifan kulural itu pula yang kemudian menyatukan juragan, penyuplai makanan, dan penjaja angkringan dalam sebuah bisnis yang saling menguntungkan. Adakalanya, "tatanan bisnis" ini berubah. Sang penjaja bisa menjadi juragan. Contohnya adalah Sukarman, juragan angkringan yang semula menjadi penjaja di tempat Lik Man. Demikian sebaliknya, sang juragan bisa menjadi penjaja, contohnya adalah Lik Tri yang kini berjualan di Fakultas Hukum UGM.

Hubungan pertemanan antara tiga pihak ini terasa sangat kental di tempat mangkal angkringan milik Parman. "Pedagang di sini tidak ada yang keluar, semuanya betah karena juragan baik sekali. Setoran kurang boleh diutang. Tidak membayar pun sebenarnya tidak masalah karena juragan tidak pernah menagih. Tetapi, ya, malu sendiri kan jika tidak bayar. Kami ini saling mempercayai, jika ada yang nakal, pasti akan dikucilkan. Bisa mati kalau kami tidak punya teman lagi," kata Doyo, yang mengaku sudah 14 tahun ikut Parman.

Mengapa kultur dan tatanan itu tetap lestari? "Kekerabatan, yaitu ikatan warga sekampung, bahkan bersaudara, dan di sisi lain kesadaran ’orang atau kelompok masyarakat yang kalah’, merupakan sebagian faktor yang menjadi kekuatan, mengapa pedagang angkringan bisa bertahan dan saling menopang dengan siasat budaya wong cilik mereka," begitu tulis Drs Agus Rahayu Slamet, mantan wartawan tabloid Kontan, dan kini stringer kantor berita AFP di Yogyakarta dalam skripsi kesarjanaannya dari Jurusan Antropologi, Fakultas Sastra, UGM, tentang angkringan berjudul Siasat Wong Cilik Melalui Sektor Ekonomi Informasi-Studi Kasus Pedagang Warung "Hik" dari Kampung Sagan, Yogyakarta (1996). Agus, jelas salah satu pecandu berat angkringan Yogya!

DALAM napas hidup seperti itu, sayangnya, Pemerintah Kota Yogya dan Pemkab Sleman melihatnya secara stereotip. Pemkot Yogya dan Pamkab Sleman kini justru getol melakukan peminggiran (penggusuran) angkringan. Padahal, angkringan telah menjadi lahan nafkah hidup puluhan ribu orang, penopang kultur glenak-glenik speaking (rerasan, dan curhat) antara wong cilik, dan kaum muda Yogya. Yang rada berbau eksotik, angkringan boleh kita sebut penanda ruang kota Yogyakarta, bahkan bagian dari "memori kolektif" masyarakat paguyuban yang masih mengantongi nilai-nilai agraris itu, ndeso, itu.

Tentu, dari sisi seorang penata kota aliran kapitalistik, angkringan masuk dalam kategori ekonomi kaki lima yang bisa membuat kota jadi lusuh dan tak beraturan. Persoalan sebenarnya adalah bagaimana menata ruang publik secara adil saja. Maka, menghilangkan dengan menggusur mereka dari ruang kota bukan saja melukai ingatan kolektif warga Yogya, tetapi juga ekspresi kapitalistik yang cenderung menindas dan mungkin monopolistik. Lalu, terasa ada ketidakadilan di sana.

Aldo Rossi, seorang urbanis, menegaskan, ingatan kolektif terhadap ruang bukanlah sekadar kenangan dari orang banyak terhadap suatu ruang atau penanda kota, melainkan lebih ke arah terbangunnya ikatan emosional dan spiritual. Karena faktor sejarah, ikatan emosional ini kemudian menjadi melembaga, menjadi komunitas angkringan.

Dalam konteks lain, di mana sistem ekonomi Indonesia nyatanya juga bermuka dua: menolak kapitalisme, tapi mempraktikkannya, sebenarnya kita sudah diwanti-wanti oleh Hernando de Soto untuk menentukan sikap dan sungguh-sungguh mengawal pilihan sikap itu. Dalam buku The Mystery of Capital: Why capitalism triumphs in the west and fails everywhere else (London, Bantam Press, 2000/2001), de Soto mengingatkan bagaimana menata hak-hak atas kekayaan yang selama ini liar merupakan cara yang paling manjur untuk menyukseskan pengembangan ekonomi. Ia secara global menganjurkan jalan keluar, mengubah seluruh kekayaan rakyat yang sleama ini menjadi kekayaan mati, menjadi kapital, jadi modal.

Nah, diskusi bisa kita lanjutkan di angkringan Lik Man, nanti malam sembari jegang menyeruput wedang. (K10/BSW/HRD)

Sumber: www.kompas.com

Monday, August 08, 2005

flexible 'Read More' for long post

A 'Read More' link for long article, actually is already provided by Blogger in expandable post help topic. It's a useful thing to avoid reader's bad mood for seeing such a long post. But the conditional tags from Blogger is not flexible that the 'Read More' link will appear in all posts. So I make a modification to make it only appears in the post we want... Read more!

First, to activate this feature you must enable your post pages setting.

Second, go to your 'Template' editor and add the following style sheet (CSS) code:

<MainOrArchivePage>
  span.fullpost {display:none;}
  span.readmore {display:inline;}
</MainOrArchivePage>

<ItemPage>
  span.fullpost {display:inline;}
  span.readmore {display:none;}
</ItemPage>


Put the code between <style> and </style> tags. If you have your style sheet in a separate file, you'll still need to add these lines in your template, so the conditional tags will work. Save and 'Republish' your entire blog.

Third, you must make a modification in your each post you want the 'Read More' link appears. Insert the following code to the starting sentence/paragraph which you want to 'hide' in the rest of the article:

<span class="readmore"><a href="your post page link address">Read more!</a></span><span class="fullpost">

Then, also don't forget to put:

</span>

at the very end of your post.

IMPORTANT: Since the 'Read More' link here is very specific compared with Blogger's script, you must know first your post page link address. Blogger usually give the name of each post with the pattern:

http://yourbloggerid.blogspot.com/year/month/title-of-your-post.html

yourbloggerid.blogspot.com: your Blogspot address
year: the year you write the post.
month: the month you write the post.
title-of-your-post.html: the HTML page name of your post, Blogger usually creates it based on the title of your post, separated with dash (-) instead of space or other punctuation marks.

You can also publish your post first to know the link of the post page address, then insert this 'Read More' tags later.

Make sure when you make modification of your 'Template' or your post to always make a backup. Just copy and paste all your code or article to a text file on your hard drive, so you'll have it there as a replacement in case anything goes wrong.
----------

Since the 'Read More' feature here is just to show/hide the rest of the text, the whole content of the post actually is still loaded when the reader open the index page or archive page. So, please don't think it will speed up your blog loading time ;)

Thursday, July 28, 2005

enjoy my new RX8 -Xtruder!


This is my most dreamed car, Mazda RX8 plus extreme modifications from X-Men 2 "Mutation Station". With its advanced RENESIS (Rotary+Engine+Genesis) under the hood, will blow my day dream away. May the Lord grants me one someday.

Guys, start your imagination!

Zoom-zoom-zoooommmm...
----------

Get your own modification of Mazda RX8 here!

Wednesday, July 20, 2005

me = 31


Our age is just a simple math, plus it's easy to choose when to celebrate your birthday.

First, you must know or remember the year and the date you were born.
Next, find out what year is right now. So here is the formula:

Yn - Yb = Ag

"Yn" is the year you are now.
"Yb" is the year you were born.
"Ag" is your age.

Now you understand how to get your age, then use your exact date birth as the moment to celebrate with your love, family or friends.
Simple, isn't it?

Have fun! :)
----------

Do you see the baby?

Wednesday, July 13, 2005

DashBlog: a cool way to post

A new feature exclusively from Mac OS X Tiger (10.4), Dashboard, apparently becomes very useful to me. Dashboard hosts mini-application called widget, to display visual information, game or tool, floating on the desktop. And most of widgets are distributed free!

Now, I just got from my pal, Donz, a new free widget called DashBlog. It helps the user of Blogger.com to post blog directly from the Dashboard. Cool! Even it's much better than posting by email that can't handle HTML tags and no headline as hell :(

So, here it's my new post, fresh, directly from my Dashboard!
----------

Tips: before sending the post, it's better if you copy or backup your post to other text-application, such as: Text Editor or word processor. I found out that once failed to display in my blog though it said "Posting Successful".

Thursday, June 02, 2005

Firefox gets hotter!

"Firefox Wins PC World's Product of the Year Award"

Mozilla Firefox is definitely an award winning product. Firefox received c|Net's Editor's Choice Award. It also received PC Magazine's Editor's Choice Award.

Now Firefox has received PC World's Product of the Year award.

Here's their review on Mozilla Firefox.

There are several more awards that Firefox and Thunderbird have received and we're working on putting that list together. The more awards the better. I don't remember us submitting anything to get these awards. If you see an award that you think Firefox, Thunderbird, or Mozilla Project should win, feel free to nominate and blog about it at SpreadFirefox.

Posted originally by rebron on Wed, 06/01/2005 - 19:40
----------

For you not familiar with the softwares, so here they are:

Firefox is a free web browser created & developed by Mozilla. Firefox empowers internet user to browse faster, more safely and more efficiently than with any other browser. It's equipped with a built in popup blocker and lot more features & tools you can add to enhance your Firefox. Firefox is distributed freely by download. Supported OS: Windows, Mac OS X, Linux.

Thunderbird is a free e-mail client software created & developed also by Mozilla. It makes emailing safer, faster, and easier than ever before with new features like intelligent spam filters, saved search folders, RSS support, privacy protection and much more. It's also available free by download. Supported OS: Windows, Mac OS X, Linux.

Be a part to spread Firefox & Thunderbird around via Spread Firefox.

Tuesday, May 31, 2005

Puzzle 3: Blue Room


http://www.fasco-csc.com/works/bluechamber/index_e.php

Finally I have time to play with the latest room-puzzle game from FASCO-CS. It's the "BLUE ROOM". Not only it is the smallest room to solve compared with the previous two: CRIMSON ROOM and VIRIDIAN ROOM, but also contains very few things to help you escape. The game also gives new navigation buttons to switch to the next view of the room (not appear in the other rooms). It helps us focus on clicking things without accidentally change to another view (though it's not necessary to click wildly in this game except for the painting :)

Well, I found out it's quite easier to escape. It lacks of originality like the CRIMSON ROOM while I miss the complexity & nice ending of the VIRIDIAN ROOM, but still I can feel the humor slipped by the creator ;)

Yeah, it's simple! It's so fun to spend a small time for a fairly minimalist game, hopefully not hours of yours :P

Waiting for the PINK ROOM and TANGERINE ROOM to come...

I highly respect with the FASCO-CS team for their contribution to UNICEF through the projects, though the feedback from UNICEF is quite demanding :( and I think it's not fair. Keep the good works guys.

Tuesday, May 17, 2005

black dog & its master

It's just another night walk for the dog and its master. The time for the dog to stretch its legs, sniff around and have poo in a fresh air. For the master, it's a ritual to treat his dog as reward for being good and guarding his house while he was away... Read more!

On the way home, suddenly two guys come out and try to mug him with blades. Apparently they've knew his night walk habit. Alarmed by the surprise, the master commands his dog to attack them. The dog barks and jumps to one of them. Yet they've prepared for the attack. With a quick move, the lethal blades' slashed to the dog's head. The dog falls down in blood. The master just stands still and sees faintly to his dog while they rob his watch and wallet vigorously. They're gone.

The memories of playing and cuddling with his dog, flash through his mind. The moments when they become so equal, not just a master with its dog but between two souls that need each other being. Nothing more.

'Who needs who' and 'who protects who' seem so blur when a certain condition pushes one to a corner of ego. Unfortunately, sometimes it is what it is.

---------------------------------------------
Abin's still waiting for his 'Dudut'.
How about a cat, Abin? i like it better :)

Wednesday, May 04, 2005

{ a little defacement on my blog }

So, I had done a little work on my blog face yesterday.
New stripes on the head. Yeah, that's it! For now :)

Tuesday, May 03, 2005

Puzzle 2: Viridian Room


http://www.fasco-csc.com/works/viridian/index_e.php

This is another great puzzle from the same creator of Crimson Room.
More challenging room to solve, with not only 'point n click' thingy, but the game pushes you to use your logic and even your imagination.

There are some items that make you try & try to combine, but they have nothing to do with the ritual though. *A clue! A clue!* hehehe...

It's really a good game for you to challenge your curiosity and knowledge, that will bug your goddamn mind until you solve it. From just killing time to your work time, until it kills you. Well, it did to me :)

The ending is twisting though not quite surprising, but it will 'release' you anyway.

Lumayan dah masuk record hihihi...

Thursday, April 28, 2005

Puzzle 1: Crimson Room

WARNING! This is addictive...
There are less than 4000 people in the world who can escape from this room. So have a try.

"The Crimson Room"


http://www.fasco-csc.com/works/crimson/crimson_e.php

There are 13 items hidden in this room in order to let you get out of this room.

If you found:
0-6 items, your IQ is very low, total idiot
6-8 items, low IQ, you are an idiot
9-10 items, you are normal
11-12 items, your IQ is high, above the average.
13 items found and get out of the room, there are less than
About 4000 people in the world can do it.

A vital hint is the year 1994, remember this....

-------

Awalnya aku dapat email tentang puzzle room ini dari CD-ku Brendan. Game gratis ini dibuat dengan menggunakan Macromedia Flash tapi mampu bikin kesan 3 dimensi dengan cukup baik untuk ruangan dan benda-benda nya. Jalan cerita dengan twist yang unik, dan harus nge-klik banyak tempat, membuat segalanya jadi bener-bener bikin aku gila dan penasaran hehehe...

Well, finally i solved it! Huaahhh... leganya...
Salut & terima kasih untuk Takagism, for the good time!

Wednesday, February 16, 2005

think

If you think the world is bad,
then the world is bad.

If you think the world is good,
then the world is good.

If you think nothing about the world,
then you're nothing in this world.

Think again.

Friday, February 04, 2005

Little Wing

Well she's walking
Through the clouds,
With a circus mind
That's running wild.

Butterflies and zebras and moonbeams
And fairy tales,
That's all she ever thinks about.

Riding with the wind...

When I'm sad
She comes to me
With a thousand smiles
She gives to me free.

It's alright, she said, it's alright.
Take anything you want from me,
Anything.

Fly on, little wing.

(Jimi Hendrix, album "Axis: Bold As Love", 1967)

======

Lirik lagu yang cantik sekali, dengan intro & solo gitar yang sangat orisinil. Salah satu lagu yang paling sering dibawakan ulang musisi terkenal, mulai dari Eric Clapton, Stevie Ray Vaughn, Sting (berlirik Portugis), Skid Row, Ottmar Liebert, Michael Lee Firkins sampai The Corrs, dan banyak lagi.

Song Fact: The song was inspired by the 1967 Monterey Pop Festival, a concert held during 3 days of the "Summer of Love" (1967) featuring The Who, The Byrds, Janis Joplin, and many others. Attended by about 200,000 music fans, it happened 2 years before Woodstock. Jimi wrote about the atmosphere at the festival as if it was a girl. He described the feeling as "Everybody really flying and in a nice mood." He named it "Little Wing" because he thought it could just fly away.

...

Dulu aku ungkapin lirik lagu ini buat seseorang yang aku sayangi waktu kuliah...

Monday, January 31, 2005

dispute of will

Lingering inside for the time passes
Is all the blue the sky can be
Deep yet far fathoming careless
Sway leaping thru my sea

Beauty as soul departs unsound
Really whispers for bounce
To annoy balance I once
For the air forbids my eyes

No believe drown out but
The compassion of love
Has lost in vanity

Far...

So far...

Behind...

My will


(back to 14/10/2003)

Thursday, January 27, 2005

senyum 01.00

00.15, masih beresin server di kantor, ditemenin Donzser...
komputer masih crash juga. capek. cabut aja...

00.30, taksi datang, pulang ke Cibubur...

01.00, ngantuk, buka pintu rumah pelan-pelan...
biar gak ganggu Abin & Bunda nya yang pasti sedang tidur...
pelan-pelan taruh sepatu...

"ayaaahh...." Abin teriak turun dari tempat tidur, sambil senyum lepas
dia jelas gak tidur, nunggu aku...

"Abin punya mainan baru, ayah!" langsung minta nyalain lampu...
sambil terus berceloteh, nunjukin 1 set mainan hewan-hewan ternak plus
pagarnya, disusun kayak peternakan (menurut dia) seperti di Barney,
habis dibeliin Bunda nya siang tadi.

ilang sudah capek & ngantuk...
nemenin dia yang sudah bela-belain nunggu aku...

"ayah, kok malem sih pulangnya?"

aku cuman bisa senyum...

Wednesday, January 26, 2005

hom pim pa

...
hom pim pa
alaium gambreng

pok imah
pake baju rombeng
...


pagi ini, liat Abin maen sama Bunda nya, lucu banget

Tuesday, January 25, 2005

blind!

Grab loose all the faith for infinity

Roaring high light in tranquility

So high...

...

..

.

I'm so blinded!


(back to ../../2004)

rain

For rain fallin' covered my nerve
To save the creation of joy I serve

Descent scare for foolin' my doubt
Of loosin' the sweetest rain in my life


(joyful rain, ../../2003)

a morning: when i was away

Each wondrous morning
Which sublimes into shining dews
Covered the new earth,
Redefines my sight of you
Wonders for eternal heart.

Good heavenly morning.


(back to ../../2002)

a nite: when i was away

Wish the nite stars embrace
All rude of the days,
Like a simple lullaby
Sings you peaceful prayer
To dream;

For the light dimmer
And keep you still
...

Longing for a long
Soothe kiss goodnite


(back to ../../2002)

Live to learn. Learn to live.

I believe learning will bring me into a better human.
By developing curiosity and knowledge, I respect my life in absorbing the fascinating of this world and make a better of it.

I always put my self in the spirit of pursuing knowledge, to give a total and deeper consideration of my life, my love, my works and my dreams, passionately.

Monday, January 24, 2005

Fool In The Rain

Well there's a light in your eye that keeps shining
Like a star that can't wait for the night
I hate to think I've been blinded baby
Why can't I see you tonight?

And the warmth of your smile starts a-burnin'
And the thrill of your touch gives me fright
And I'm shaking so much, really yearning
Why don't you show up, make it all right?
Yeah, it's all right.

And if you promised you'd love so completely
and you said you would always be true
You swore that you would never leave me, baby:
What ever happened to you?

And you thought it was only in movies
As you wish all your dreams would come true
It ain't the first time believe me, baby
I'm standin here feeling blue
Yeah I'm blue

Now I will stand in the rain on the corner
I'll watch the people go shuffling downtown
Another ten minutes no longer
And then I'm turning around

The clock on the wall's moving slower
My heart it sinks to the ground
And the storm that I thought would blow over
Clouds the light of the love that I found

Now my body is starting to quiver
And the palms of my hands getting wet
I've got no reason to doubt you baby,
It's all a terrible mess

I'll run in the rain till I'm breathless
When I'm breathless I'll run till I drop, hey
The thoughts of a fool's kind of careless
I'm just a fool waiting on the wrong block, oh yeah


Light of the love that I found...

(John Paul Jones/Jimmy Page/Robert Plant, album Led Zeppelin "In Through The Out Door", 1979)

------------------------

So my story began...

first of all...

"Sometimes when you give the world the best you got, you get kicked in the teeth. Give the world the best you got anyway." (Damn Yankees)